Rabu, 10 Juni 2015

Review wacana lisan dan tulisan


Nama : Haifah Fauziah
NIM    : 126738
BAHTRA 2012/C

Wacana Lisan dan Tulisan
Berdasarka sifat dan jenis pemakaiannya,,wacana dapat dibedakan menjadi wacana monolog, wacana dialog, dan wacana polilog.
a.    Wacana monolog (monologue discourse)
Adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi.
b.   Wacana dialog (dialogue discourse)
Adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
c.    Wacana polilog
Adalah pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.
4)      Wacana Berdasarkan Bentuknya
                        Berdasarkan Bebtuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi wacana prosa, puisi, dan drama.
a.       Wacana Prosa
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa (dalam bahasa jawa disebut gancaran). Wacana berbentuk prosa dapat berupa wacana tulis dan lisan. Contoh wacana prosa tulis misalnya cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), artikel, novel, dan undang-undang, sedangkan contoh wacan prosa lisan misalnya pidato, khotbah, dan kuliah.

b.      Wacana Puisi
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi (dalam bahasa jawa disebut geguritan). Wacana berbentuk puisi juga dapat berupa wacana tulis dan lisan. Puisi dan syair adalah contoh jenis wacana puisi tulis, sedangkan puitisasi atau puisi yang dideklamasikan dan lagu-lagu merupakan contoh jenis wacana puisi lisan.
c.       Wacana Drama
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dilog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan. Bentuk wacan drama tulis terdapat pada naskah-naskah atau teks-teks drama atau naskah sandiwara, sedangkan bentuk wacana drama lisan terdapat pada pemakaian bahasa dalam peristiwa pementasan drama, yakni percakapan antar tokoh dalam drama.
Dilihat dari sudut pandang tujuan berkomunikasi, dikenal ada wacana dekripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu citra (imajinasi) tentang sesuatu hal pada penerima pesan. Aspek kejiwaan yang dapat mencerna wacana narasi adalah emosi. Sedangkan wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada penerima agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana eksposisi dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh penerima pesan. Oleh sebab itu, untuk memahami wacana eksposisi diperlukan proses berpikir. Wacana argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logika maupun emosional. Untuk mempertahankan argumen diperlukan bukti yang mendukung. Wacana persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Oleh karena itu, unsur-unsur yang biasa ada dalam narasi adalah unsur waktu, pelaku, dan peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar