Rabu, 10 Juni 2015

Review Analisis wacana menurut beberapa ahli


Nama : Haifah Fauziah
NIM    : 126738
BAHTRA 2012/C

Analisis Wacana Berdasarkan Para Ahli

Pengertian Analisis Wacana
          Istilah wacana digunakan oleh para linguis Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris discourse. Dari istilah wacana itu lahirlah istilah analisis wacana (discourse analysis).
       Pengertian analisis wacana dikemukakan oleh beberapa ahli. Pada umumnya para ahi mengemukakan,  pengertian analisis wacana melalui cara membandingkan dengan batasan wacana. Beberapa ahli menyebutkan bahwa batasan pengertian analisis wacana adalah analisis atas bahasa yang digunakan atau bahasa dalam konteks sosial pemakaian bahasa.
       Stubbs di dalam Discourse Analysis: The Sociolinguistic Analysis of Natural Language (1984:1) mengemukakan pendapatnya tentang analisis wacana, sebagaimana berikut ini.
           “ (Analisis wacana) merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas klausa dan kalimat, dan karenanya juga mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas. Seperti pertukaran percakapan atau bahasa tulu\is. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, khususnya interaksi antarpenutur”.

            Selanjutnya Stubbs (1984: 7) menyatakan “However, it has become increasingly clear that a coherent view of language, ingluding syntax must take account of discourse phenomena”. Analisis wacana menggunakan aturan-aturan atau batasan-batasan bahasa. Aturan-aturan itu termasuk sintaksis atau tata kalimat dan harus memperhatikan fenomena dari wacana.
            Senada dengan yang diungkapkan oleh H. Douglas Brown seperti yang dikutip ulang oleh Sarwiji (2008: 146) bahwa komunikasi sulit kita laksanakan tanpa adanya hubungan-hubungan wacana yang merupakan hubungan antarkalimat dan suprakalimat (suprasentensial) dan tanpa adanya konteks.
            Brown and Yule ( 1996: 1) menjelaskan bahwa the analysis of discourse is, necessarily, the analysis of language in use. Sependapat dengan Brown and Yule, Nunan( 1993:7) berpendapat bahwa discourse analysis involves the study of language in use. The esertion here is the analysis of discourse involves the analysis of language use. Norman (1997: 7) mengemukakan bahwa discourse is use of language seen as a form of social practice, and discourse analysis of how textwork within sociocultural practice.
            Sejalan dengan beberapa pendapat diatas, Sarwiji Suwandi( 2008: 145) mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.
            Sedangkan Cook mengemukakan bahwa analisis wacana berhubungan dengan pengkajian koherensi.  Cook( 1997: 6) menjelaskan bahwa the search for what gives discourse coherence is discourse analysis.
            Tentang fokus kajian analisis wacana,  McCharthy (1997: 5) menyertakan konteks dalam telaah wacana. Ia menyebutkan bahwa discourse analysis is concerned with the study of the relationship between language and the context  which it is use.  Pada buku yang lain, McCharthy(1990: 52) menegaskan bahwa discourse analysis are concerned with features that connect language with the contexts in which it is used ….  Pendapat tersebut didukung  oleh Nunan(1993: 7) bahwa context is an important concept in discourse analysis.
            Kategori konteks bahasa yang menjadi ranah analisis wacana disebutkan pula oleh McCharthy(1997: 5), yakni … written texts of all kinds, and spoken data, from conversation to highly institutionalized forms to talk.
            Martuik (2009.http://pustaka.ut.ac.id.) menjelaskan bahwa dalam analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni prinsip interpretasi lokal dan prinsip analogi. Prinsip interpretasi lokal adalah prinsip interpretasi berdasarkan konteks, baik konteks linguistik atau koteks maupun konteks nonlinguistik. Konteks nonlinguistik yang merupakan konteks lokal tidak hanya berupa tempat, tetapi juga dapat berupa waktu, ranah penggunaan wacana, dan partisipan.Prinsip interpretasi analogi adalah prinsip interpretasi suatu wacana berdasarkan pengalaman terdahulu yang sama atau yang sesuai.
          Menurut  Stubbs (1983) analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji penggunaan bahasa di atas kalimat atau klausa; dan oleh karenanya, analisis wacana mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas seperti percakapan (wacana lisan) atau teks tulis.
            Berdasarkan beberapa pengertian analisis wacana tersebut, pengertian analisis wacana membahas bagaimana pemakai bahasa mencerna apa yang ditulis oleh para penulis dalam buku-buku teks, memahami apa yang disampaikan penyapa secara lisan dalam percakapan, dan dengan mngemukakan pula konteks yang menyertai teks. Dengan demikian analisis wacana berupa upaya  menafsirkan suatu wacana yang tidak terjangkau oleh semantik tertentu maupun sintaksis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar