Nama :
Haifah Fauziah
NIM : 126738
BAHTRA
2012/C
Hakikat Analisis Wacana
Dalam studi
wacana kita tidak hanya menelaah bagian-bagian bahasa sebagai unsur kalimat,
tetapi juga harus mempertimbangkan unsur kalimat sebagai bagian dari kesatuan
yang utuh. Di Eropa penelitian wacana dikenal sebagai penelitian texlinguistics
atau textgrammar. Para sarjana Eropa tidak membedakan teks dari wacana; wacana
adalah alat dari teks (Djajasudarma, 1994).
Analisis wacana
dapat dilakukan pada wacana dialog maupun monolog. Analisis wacana dialog atau
wacana percakapan dapat dibagi dua macam, yaitu analisis pada dialog
sesungguhnya (real conversation) dan dialog teks. Analisis wacana pada dialog
sesungguhnya adalah analisis pada percakapan spontan yang ditunjang dengan
segala situasinya, dialog jenis ini dilakukan dengan cara tatap muka. Selain
itu, percakapan di sini bukan merupakan percakapan imitasi atau hafalan dari
suatu teks seperti drama.
Analisis pada
dialog teks adalah analisis pada percakapan imitasi. Percakapan imitasi terjadi
jika suatu teks dilatihkan sebagai bahan percakapan, seperti teks drama, film,
dan percakapan lain yang dituliskan. Dialog jenis ini pun memerlukan tatap
muka. Namun, kalau teks itu tidak dipercakapkan maka tatap muka tidak diperlukan.
Menurut Jack
Richard dalam Syamsudddin dkk., hal-hal pokok yang harus menjadi perhatian
analisis wacana dialog, yaitu aspek : 1) kerjasama partisipan percakapan, 2)
tindak tutur, 3) penggalan pasangan percakapan, 4) pembukaan dan penutupan
percakapan, 5) pokok pembicaraan, 6) giliran bicara, 7)percakapan lanjutan, 8)
unsur tatabahasa percakapan, dan 9) sifat rangkaian percakapan.
Bentuk bahasa
lisan atau tulisan yang tidak termasuk dalam lingkup percakapan atau tanya
jawab digolongkan sebagai jenis wacana monolog. Yang termasuk jenis ini antara
lain, pidato, dan khotbah, yang dituliskan. Selain itu juga berita yang
tertuang dalam bentuk teks seperti surat kabar, sepucuk surat, dan lain-lain.
Analisis wacana ini sebenarnya banyak kesamaannya dengan analisis dialog.
Namun, pada wacana monolog tidak ada aspek: tatap muka, penggalan pasangan
percakapan, dan kesempatan berbicara.
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam analisis wacana monolog adalah hal-hal yang
berhubungan dengan (1) rangkaian dan kaitan tuturan (cohesions and coherents)
(2) penunjukan atau perujukan (references), dan (3) pola pikiran dan
pengembangan wacana (topic and logical development).
Analisis wacana pada prinsipnya adalah
analisis satuan-satuan bahasa di atas kalimat yang digunakan dalam proses
komunikasi. Untuk itu analisis tidak dapat dibatasi pada pembentukan bahasa
yang bebas dari tujuan dan fungsinya. Karena itu, wacana berkaitan erat dengan
fungsi bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar